Friday, June 8, 2012

Bermimpi Kuliah di Australia

Jangan sampai cita-citamu dicuri , banyak orang memiliki cita-cita yang baik, namun padam karena dicuri orang, bahkan banyak pula yang membuang sendiri cita-citanya”. 

Nama saya cukup singkat, Salwa. Orang-orang memanggilku Wawa. Saya alumni Universitas Negri Malang (d/h IKIP Negeri Malang), jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Kini Bekerja sebagai tenaga pengajar di Universitas Islam Negri Malang.  
Sebelum menjadi dosen,saya pernah bekerja sebagai tentor di salah satu lembaga bimbingan belajar. Pada awalnya saya ragu untuk mendaftar sebagai calon penerima beasiswa, apalagi beasiswa Luar Negeri, apalagi status saya masih tenaga pengajar honorer ( belum PNS),  sedangkan umur telah menginjak usia tiga puluhan dan baru pertama kali mendaftar, apalagi akan banyak pendaftar yang tentu lebih hebat. Pikiran-pikiran itu terus ada di kepala. Teringat apa yang dikatakan suami saya waktu itu, “Jangan sampai cita-citamu dicuri , banyak orang memiliki cita-cita yang baik, namun padam karena dicuri orang, bahkan banyak pula yang membuang sendiri cita-citanya”. Kalimat itu membuatku sadar akan pentingnya sebuah harapan. Saya juga terinspirasi melihat kegigihan beberapa teman yang akhirnya bisa mendapatkan beasiswa di luar negeri. Akhirnya, dengan dukungan orang-orang terdekat terutama keluarga, membuat saya berani mendaftarkan diri. Setelah melewati beberapa tahapan. Alhamdulillah,saya bisa masuk shortlisted. Ibarat menaiki tangga, saya sudah berada di tengah. Saya tahu ini tidak mudah. 
Jika kamu keras pada hidupmu, maka hidup akan lunak kepadamu, jika kamu lunak pada hidupmu, maka hidup akan keras kepadamu”. 
Kata-kata motivasi dari Andre Wongso itu melecut semangatku untuk terus berusaha. Kini saatnya mempersiapkan diri untuk menghadapi berbagai test. Tentu, yang pertama adalah tes IELTS dan interview. Yang harus dilakukan sebelum tes IELTS dan interview adalah sering latihan mengerjakan soal-soal IELTS. Beruntung, karena di kampus diadakan kursus persiapan IELTS untuk para dosen yang mendapat shortlisted. Ini Memberi kesempatan untuk lebih mengerti materi yang harus dipelajari. 
Membaca buku-buku tentang Australia, menonton film, mengikuti berita dunia. Browsing apapun yang berhubungan dengan Australia. Seperti, kampus, kota, dan jurusan untuk study yang saya pilih, adalah persiapan dalam menghadapi interview.
Saya juga memasang peta Australia di tembok kamar. Itu  saya sebut sebagai peta mimpi, kutulis di peta itu, “Kuliah S2 di Australia”. Itu saya lakukan untuk  menvisualisasikan mimpi-mimpi. Sehingga semakin merasa dekat dan terus memberi autosugesti yang kuat dalam diri saya. Namun perlu diingat, mental kita juga perlu dipersiapkan. Kesiapan sukses juga harus diimbangi dengan kesiapan untuk “menang” dalam kegagalan. Yah .. bukankah “kesuksesan” dalam menghadapi kegagalan juga merupakan kesuksesan juga? Seseorang yang “sukses” dalam menjalani kegagalannya, pasti mereka yang tak pernah lelah untuk mencoba dan mencoba lagi. Seseorang yang “sukses” dalam kegagalannya, pastilah mereka yang bisa bersabar. Tinggal diri kita yang bisa mengukur manakah yang lebih besar? Optimisme dalam meraih kesuksesan atau pesimis dan tak melakukan apa-apa. Apapun yang telah kita lakukan untuk sebuah cita-cita adalah sebuah keberhasilan. Siapkan mental … Karena mendapat beasiswa ke Luar Negeri bukan keinginan biasa, kita harus siap dengan “harga” yang harus dibayar untuk meraihnya. Kerja keras, kerja cerdas dan tentu doa yang melandasi semua itu. Juga janganlah pesimis, lakukan apa yang bisa membuat diri bergerak maju. Maju selangkah ataupun sebagai lompatan besar dalam hidup, jadikan itu sebagai hal terpenting, tetaplah fokus pada tujuan. Hargai apa yang kita dapatkan, syukuri, betapapun kecilnya, jadikan itu sebuah batu lompatan untuk melangkah dan melangkah lagi.
Lalu tibalah saat pengumuman. Alhamdulillah, mimpi ini menjadi nyata. Saya benar-benar merasa bersyukur karena mendapat beasiswa Australian Development scholarship (ADS) ke Australia, dengan hanya sekali daftar. Saya merasa ini adalah rezeki sekaligus ujian buat saya, karena bukankah nikmat juga bentuk ‘ujian’ dari ALLah SWT untuk menguji kesetiaan hamba-hamba-Nya.

 Di dalam kitab Ta’limul Muta’allim (Syekh Az-Zarnuji),diterangkan:

الالاتنال العلم الا بستة * سأنبيك عن مجموعها ببيان
ذكلء وحرص واصطبار وبلغة * وارشاد استاذ وطول زمان

Ingatlah....! Kamu tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan 6 perkara:
  1. Cerdas (Yang dimaksud cerdas disini bukanlah orang yang ber IQ tinggi, tapi cukup sehat akal alias tidak gila saja) 
  2. Rakus, tamak (jangan pernah merasa puas dengan ilmu yang dimiliki)
  3. Sabar dalam mencari ilmu
  4. Diperlukan modal atau biaya untuk menuntut ilmu.
  5. Ada guru yang dapat memberi petunjuk dan mengikuti petunjuknya.
  6. Dibutuhkan waktu yang lama dalam menuntut ilmu
Untuk cerita lebih lengkapnya teman - teman bisa kunjungi http://motivasibeasiswa.org/2011/08/salwa-sukses-wawancara-beasiswa/
 Dan masih banyak cerita orang sukses lainya yang mendapatkan mimpinya untuk kuliah di luar negeri dengan beasiswa

Kapan giliran kamu.......???

1 comment:

  1. Bismillaah.salam mba,alhamdulillah terimakasih utk cerita yg di bagikan,dan ini ke 2 kalinya sy baca cerita mba,setelah sebelulmnya di web motivasi beasiswa,sy juga alumni pendidikn bahasa inggris disuatu kampus di bdg dan berencana utk daftr AAS jga mba,kalau berkenan jurusan apa yg mba ambil di australia?dan dikampus mana?trims

    ReplyDelete